Six Short Poems
By WS Rendra, Gadjah Mada Magazine, 1958
My Love’s Bike
I’ll eat later,
right now, I’ve got to fix
my lover’s broken bike.
Sepeda Kekasih
lebih baik aku makan nanti saja
sekarang memperbaiki sepeda rusa kekasihku
___________________
Two Birds
Two birds
building a nest together.
We’re like those birds,
flying but without a nest.
Dua Burung
Adalah dua burung
bersama membuat sarang.
Kami berdua serupa burung
terbang tanpa sarang.
____________________
Now One
Your unrest is mine.
We walk hand in hand
through this life so real
we’ve come to love.
For a long time,
our eyes have held each other,
and now we know—
we can’t be torn apart.
You are the pin,
that’s been fastened tight.
I’m the ship,
that has safely docked and been secured.
Together, we are the lava,
no longer able to separate.
Telah Satu
Gelisahmu adalah gelisahku.
Berjalanlah kita bergandengan
dalam hidup yang nyata
dan kita cintai.
Lama kita saling bertatap mata
dan makin mengerti
tak lagi bisa dipisahkan.
Engkau adalah peniti
yang telah disematkan.
Aku adalah kapal
yang telah berlabuh dan ditambatkan.
Kita berdua adalah lava
yang ta bisa lagi diuraikan.
_________________________
Optimism
Our love is a porcelain castle.
The wind has brought peace,
wrapped us in its arms.
The earth has given strength,
because we step with purpose.
My songbird,
our hearts together
are a rainbow of a dozen colors.
Optimisme
Cinta kita berdua adalah istana dari porselin.
Angin telah membawa kedamaian
membelitkan kita dalam pelukan.
Bumi telah memberi kekuatan
karna kita melangah dengan ketegasan.
Murai-ku
Hati kita berdua adalah pelang selusin warna.
__________________________
Pantun
A white and orange dove
fly back to the nest.
Two bodies, one soul,
the green grass of life.
Pantun
Burung dura putih dan jingga
terbang ke sarangnya.
Dua badan satu jiwa
rumput hijau penghidupan.
___________________________
Rooster
My lover’s worn out
after trudging the city with me.
Now she sleeps soundly,
letting go of her tiredness
in happiness and dreams.
So please, rooster,
don’t crow too early!
Ayam Jantan
Kekasihku sangat payah
setelah bersamaku menyusuri kota
Sekarang tidur nyenyak melepas lelah
dalam bahagia dan mimpi.
Sebab itu, wahai ayam jantan,
janganlah berkokok terlalu pagi!
WS Rendra, Sagan I/9, Jogjakarta Source: Majalah Gadjah Mada, Nomor 9 Tahun IX, halaman 12.
Majalah Gadjah Mada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959) [Gadjah Mada Magazine in the Period of Liberal Democracy (1950-1959)], Dewi Yali Ulwiyah (2015), Thesis, Airlangga University http://repository.unair.ac.id/id/eprint/14643
Accessed on December 5, 2024 from Kumpulan Fiksi‘s post published January 1, 2020





Leave a Reply